Pemuaian adalah
bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada
benda tersebut. Pada umumnya benda akan mengalami ekspansi atau memuai saat
diapnaskan (Young & Freedman: 462). Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan
benda mendapat tambahan energi berupa kalor yang menyebabkan molekulmolekul
pada benda tersebut bergerak lebih cepat. Besarnya pemuaian pada benda
terhgantng pada tiga hal, yaitu: ukuran awal benda, karakteristik benda, dan
besarnya perubahan suhu. Terdapat tiga macam
pemuaian benda,yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.
1. Pemuaian Panjang
Pada zat padat yang
panjang dengan diameter kecil, semisal kawat atau rel kereta api, pemuaian
luasan diabaikan, hanya pada pemuaian panjang yang biasanya diukur. Pemuaian
panjang pada zat padat relative sangat kecil, sehingga membutuhkan ketelitian
dalam mengamatinya.
Tinjau sebuah batang
panjang Lo pada suhu awal To. Saat suhu berubah
sejumlah ΔT panjang
benda berubah sejumlah ΔL Jika ΔT
tidak terlalu besar (lebih kecil dari 100C),
ΔL akan sebanding dengan ΔT.
Bessarnya ΔL juga sebanding dengan Lo dengan
konstanta perbandingan α (yang berbeda untuk bahan yang berlaianan), dapat kita
nyatakan hubungan tersebut dalam persamaan:
ΔL = 𝛼L0ΔT
Jika sebuah benda
memiliki panjang Lo
pada suhu To maka panjangnya L
pada suhu T = T0 + ΔT
adalah:
L = L0 + ΔL = L0 + 𝛼L0ΔT
Konstanta α yang menjelaskan sifat pemuaian termal dari bahan
tertentu disebut koefisien muai panjang. Besarnya koefisien muai panjang tiap
benda berbeda-beda, dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut ini.
Bahan
|
Koefisien
muai panjang
|
Aluminium
|
2,4 x 10-5
|
Kuningan
|
2,0 x 10-5
|
Tembaga
|
1,7 x 10-5
|
Kaca
|
0,4-0,9 x
10-5
|
Invar
|
0,009 x 10
-5
|
Kuarsa
|
0,004 x 10
-5
|
Baja
|
1,2 x 10-5
|
Pemuaian panjang banyak
dimanfaatkan untuk merekayasa suatu konstruksi, misalnya untuk menyambungkan
dua plat logam dengan menggunakan paku. Pemanfaatan yang lain adalah jika kita
ingin memadukan plat logam yang jenisnya berbeda, penggabungan bilah bimetal
banyak digunakan dalam alat pemadam kebakaran. Selain itu dalam mendesain awal
sambungan rel kereta api, disediakan celah diantara sambungan dua batang relnya
karena untuk menghindari adanya pemuaian panjang akibat sinar matahari.
Tujuannya agar rel tidak melengkung.
2. Pemuaian
Luas
Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi),
akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan
tersebut mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. Misalnya benda
berbentuk bujur sangkar dengan sisi L0 dipanaskan
hingga suhunya naik sebesar ΔT,
maka benda akan memuai kedua sisinya. Luas benda mula-mula adalah A0 = L02. Pada
saat dipanaskan setiap sisi memuai sebesar ΔL sehingga membentuk bujur sangkar baru dengan sisi (L0 + ΔL ). Dengan luas benda adalah akhir sebesar:
A = (L0 + ΔL)2 = L02
+ 2L0ΔL + (ΔL)2
Karena
DL cukup kecil, maka
nilai (DL)2 dapat
diabaikan. Sehingga persamaan luas plat tersebut menjadi
A = L02 + 2L0ΔL
A = L02 + 2L0 αΔT
A = L02 + 2αL0ΔT
dengan:
β = 2α
Maka persamaan menjadi:
A = A0 + βA0ΔT
Contoh
penerapan muai luas adalah ukuran bingkai kaca jendela didesain sedikit
lebih besar daripada ukuran kacanya untuk menghindari adanya pemuaian luas
akibat terkena sinar matahari. Tujuannya adalah pada saat kaca memuai akibat
perubahan suhu karena panas, maka kaca tidak akan pecah.
3. Pemuaian Volume
Peningkatan suhu umunya
akan menimbulkan pemuaian, baik pada benda padat maupun benda benda cair.
Seperti halnya pada pemuaian panjang, jika perubahan suhu ΔT tidak terlalu besar (lebih kecil dari 100oC), kenaikan volume ΔV
dapat dianggap berbanding lurus dengan perubahan suhu ΔT
dan volume awal Vo (Young
& Freedman, 2001: 463). Besarnya
pemuaian volume pada benda dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
V = (L0 + ΔL)3 = L03
+ 3L02ΔT + 3L0(ΔL)2 + (ΔL)3
Karena ΔL cukup kecil, maka
nilai (ΔL)2 dan
(ΔL)3
dapat diabaikan sehingga
V = L03 + 3L02ΔL
V = V0 + 3αL02ΔT
dengan:
γ = 3α
Maka
persamaan menjadi
V = V0 + γV0ΔT
Besarnya
koefisien muai volume dapat dilihat pada berikut ini.
Koefisien
Muai Volume Benda
Bahan
|
Koefisien muai volume
|
Aluminium
|
7,2 x 10-5
|
Kuningan
|
6,0 x 10-5
|
Tembaga
|
5,1 x 10-5
|
Kaca
|
1,2-2,7 x
10-5
|
Invar
|
0,27 x 10 -5
|
Kuarsa
|
0,12 x 10 -5
|
Baja
|
3,6 x 10-5
|
Koefisien
Muai Volume Benda
Bahan
|
Koefisien
muai panjang
|
Etanol
|
75 x 10-5
|
Karbon disulfide
|
115 x 10-5
|
Gliserin
|
49 x 10-5
|
Raksa
|
18 x 10-5
|
0 komentar:
Post a Comment