Thursday, 7 April 2016

Azas Black dan Perubahan phase (Es menjadi uap)



Istilah fasa (phase) digunakan untuk mendiskripsikan keadaan tertentu dari bahan seperti padat, cair, dan gas (Young & Freedman, 2001: 470). Semisal campuran H2O dapat eksis dalam fasa padatan sebagai es, dalam fasa air sebagai air, dan dalam fasa gas dalam bentuk uap. Transisi dari satu fasa ke fasa yang lain dinamakan perubahan fasa. Untuk tekanan tertentu, perubahan fasa terjadi pada suhu tertentu, umumnya disertai adsorpsi atau emisi panas dan perubahan volume dan densitas.

Contoh umum perubahan fasa adalah peleburan (pencairan) es. Ketika panas ditambahkan pada es yang bersuhu 0oC dan tekanan atmosfer normal, suhu es tidak bertambah. Namun, sebagian mengalami perubahan bentuk menjadi air. Jika ditambahkan panas perlahan, untuk menjaga system mendekati kesetimbangan termal, suhu tetap berada pada 0oC hingga seluruh es berubah menjadi air.
Sebagaimana di atas telah diuraikan mengenai kalor laten, semua zat membutuhkannya untuk melakukan perubahan fasa. Semisal untuk mengubah 1 kg es pada suhu 0oC menjadi 1 kg air pada suhu 0oC dan tekanan normal dibutuhkan panas peleburan laten (kalor laten) sebesar 3,34x105 J. Untuk  lebih jelas dalam memahami perubahan fasa, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar Grafik Hubungan Suhu dan Kalor
Berdasarkan Gambar dapat ditunjukkan perubahan fasa.
a. Fasa I
Fasa I adalah perubahan suhu es dari -10C menjadi 0C akibat pengaruh kalor yang diberikan. Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu es (Q1) dituliskan dalam persamaan
Q1 = mes ces ΔT1
dengan mes adalah massa es dan ces adalah kalor jenis es.
b. Fasa II
Fasa II adalah perubahan wujud es pada suhu 0C menjadi air pada suhu 0C. Dalam fasa ini kalor tidak digunakan untuk menaikkan suhu tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat dari es menjadi air. Besarnya kalor (Q2) tersebut dituliskan dalam persamaan
Q2 = mes L
dengan mes adalah massa es dan L adalah kalor lebur es.
c. Fasa III
Fasa III adalah perubahan suhu air dari 0C menjadi 100C akibat pengaruh kalor yang diberikan. Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu air (Q3) dituliskan dalam persamaan
Q3 = mair cair ΔT3
dengan mair adalah massa air dan cair adalah kalor jenis air.
d. Fasa IV
Fasa IV adalah perubahan wujud air pada suhu 100C menjadi uap pada suhu 100C. Dalam fasa ini kalor tidak digunakan untuk menaikkan suhu tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat dari air menjadi uap. Besarnya kalor (Q4) tersebut dituliskan dalam persamaan
                                            Q4 = m U


Azas Black
Pernahkah anda melakukan kegiatan mencampurkan air panas dengan air biasa? Mengapa lama-kelamaan suhu air panas tersebut perlahan-lahan turun seiring dengan banyaknya air biasa yang dicampurkan? Mengapa hal itu bisa terjadi?
Seorang fisikawan bernama Joseph Black meneliti mengenai hal tersebut. Ia mengemukakan pertama kalinya tentang Azas Black dimana ia menyatakan bahwa "Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah" dimana teori ini dapat dirumuskan sebagai berikut
Qlepas = Qterima
m1c1ΔT1 = m2c2ΔT2
 m1c1(T – T1) = m2c2(T2 – T)
Dari persamaan tersebut didapatkan hubungan sebagai berikut:
1. Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama.
2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas .
3. Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan.

Azas Black dan Perubahan phase (Es menjadi uap) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Mantan Tentor Fisika

0 komentar:

Post a Comment